Minggu, Agustus 17, 2008

SERI: MENIKMATI KEHIDUPAN (3

Hidup Adalah REZEKI

REZEKI selalu didamba oleh setiap orang. Dalam setiap doa REZEKI selalu di ”mintakan” kepada Sang Khalik Yang Maha Memiliki dan Maha Pemberi. Tapi dalam kenyataan hidup seringkali permintaan REZEKI ini hanya merupakan ”ritual doa semata”, artinya selesai meminta kita tidak melakukan apa-apa, kita hanya pasrah menunggu REZEKI datang dari langit.

Kalau demikian berarti kita hanya bisa mendapat REZEKI yang biasa-biasa saja, kalau kita seorang pekerjaan kita hanya akan mendapatkan gaji semata dari tempat kita bekerja. Sebaliknya kalau kita ingin REZEKI yang luar biasa tentunya kitapun harus bisa melakukan hal yang luar biasa.

Sekedar mengingat firman Allah ”bahwa Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum bila mereka tidak mengubah nasibnya sendiri”. Selain itu ada suatu ungkapan yang layak kita renungkan; ”Adalah suatu kebodohan kalau kita menginginkan REZEKI yang lebih tapi kita tetap melakukan pekerjaan yang sama”.

Setidaknya ungkapan ini bisa dijadikan introspeksi pada diri kita bagaimana perilaku kehidupan kita selama ini. Kalau kita selalu mengingkan REZEKI yang lebih sudahkan kita juga melakukan pekerjaan yang lebih juga?

Hidup manusia adalah REZEKI. Setelah mendapat rezeki kehidupan setiap orangpun menginginkan REZEKI lebih di dunia, juga REZEKI lebih diakrehat (baca: surga).
Berbagi pengalaman.

Saya sudah membuktikan hal tersebut, saya mulai bekerja ketika masih kuliah (tahun 1998) dengan gaji pertama Rp. 36.000,-. Terakhir Februari 2006 saya bekerja mendapat gaji Rp. 1.289.000,-/bulan. Namun tahun 1999 saya melihat ada peluang yang bisa meningkatkan penghasilan, saya mulai bekerja rangkap; pagi ditempat bekerja yang pertama dan sore sampai malam ditempat bekerja yang kedua. Berarti kalau yang normal bekerja 8 jam sehari saya tahun 1999 sudah mulai bekerja dengan sekitar 12 jam sehari dan saya mulai mendapat peningkatan penghasilan, menjadi rata-rata Rp. 2.000.000,-/bulan.Tahun 2005 saya melihat ada satu peluang yang lebih besar lagi, dengan tanpa merugikan waktu tempat saya bekerja pertama dan kedua saya mulai merintis usaha Konsultan Perguruan Tinggi, dengan kondisi tersebut praktis rata-rata dalam sehari waktu kerja saya meningkat menjadi 18 jam dan saya baru tidur selalu di atas jam 1 dini hari dan selalu bangun saat waktu sholat Subuh, setelah itu langsung mulai dengan aktivitas lagi. Karena pertimbangan waktu terhitung 1 Maret 2006 saya mengundurkan diri dari tempat bekerja pertama dan konsentrasi sebagai konsultan (sampai tahun 2008 saya sudah membantu sebanyak 38 perguruan tinggi), Alhamdudillah 3x, sejak itu saya bisa mendapatkan REZEKI yang luar biasa yang selama ini tidak pernah terbayangkan. Dan dengan REZEKI ini saya sangat bersyukur karena saya sekeluarga bisa berangkat umroh melalui Biro Safira (2006), berangkat haji melalui BPIH khusus Andalus bersama orang tua kami, termasuk yang sudah Almarhum – di wakilkan – (2007), membeli dan merenovasi rumah yang layak di Unimas Garden Regency (2007-2008), dan yang paling membahagiakan bisa membantu mendidik anak Yatim Piatu dan kaum duapa (baru bisa mengasuh 18 anak, inipun belum penuh karena masih dibantu oleh teman-teman yang budiman. Dan ladang amal untuk memunuhi tuntutan Ilahi ini tidak kami ambil sendiri karena itu kalau ada pembaca budiman yang juga ingin membantu karena mengharap ridho Allah dengan senang hati kami akan menerimanya. Insya Allah dalam waktu dekat profil Panti Asuhan ini juga akan kami up-load secara lengkap).

Itulah hidup dan REZEKI dan kita tidak pernah tahu dari mana datangkannya REZEKI. Bagian terpenting dari upaya mendapat REZEKI lebih ini adalah kita jangan meminta tapi sebaliknay kita harus selalu memberi. Karena dari kita memberi kepada orang lain itu adalah pintu masuknya REZEKI kita. Selalu tanamkan pada kehidupan kita; bersykurlah setiap saat, bekerjalah dengan baik, jujur, dan waktu yang lebih banyak maka REZEKI itu akan datang dengan sendirinya. Tapi jangan lupa untuk selalu Berbagi. (Seri lanjutan Hidup Adalah Berbagi).

Tidak ada komentar: